Aek Kanopan
Di tengah tantangan dunia pendidikan Indonesia, muncul sosok inspiratif yang berperan penting dalam menggerakkan literasi di tingkat lokal hingga berdampak secara nasional. Dialah Rosalina Bancin, guru di MTsN 1 Labuhanbatu Utara, yang dengan dedikasi dan semangat tinggi berhasil mengubah wajah literasi di daerahnya melalui program Gerakan Menulis Buku Nasional.
Perjalanan Rosalina sebagai penggerak literasi tidak hanya menginspirasi guru-guru lain, tetapi juga mendorong seluruh madrasah di daerahnya untuk memajukan pendidikan berbasis literasi. Sosok yang akrab disapa “Ocha” ini menyadari pentingnya literasi sebagai kunci pembuka wawasan dan pengetahuan.
“Literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis. Ini adalah kunci untuk membuka pintu pengetahuan dan kesempatan. Di daerah kami, anak-anak sering kekurangan bahan bacaan menarik. Saya ingin mengubah itu,” ungkap Rosalina penuh semangat, Kamis (23/1/2025).
Rosalina memulai gerakannya dengan meluncurkan program sederhana, seperti pelatihan menulis kreatif dan storytelling bagi siswa-siswinya. Ia juga menggandeng orang tua siswa, komunitas literasi setempat, dan pemerintah daerah untuk mendukung program literasi di luar sekolah, seperti penerbitan buku dan kompetisi menulis.
Dalam sosialisasi literasi, momen mengesankan sering terjadi. Salah satunya adalah ketika seorang siswa, Rizka, dengan penuh keberanian membacakan cerita pendek tentang persahabatan di depan kelas. Awalnya cemas, Rizka akhirnya tampil percaya diri berkat dukungan teman-temannya.
Gerakan literasi Rosalina tidak hanya menyasar siswa, tetapi juga melibatkan para guru. Banyak guru yang awalnya menganggap literasi hanya terkait pelajaran bahasa, kini memahami bahwa literasi juga mencakup berbagai aspek kehidupan. Bahkan, seorang guru matematika mulai menggunakan buku cerita untuk mengajarkan konsep angka dan logika.
Rosalina semakin dikenal setelah aktif dalam forum-forum nasional, seperti yang diadakan Nyalanesia, sebuah startup pengembang program literasi terpadu. Melalui forum ini, Rosalina berbagi pengalaman dan menjalin kolaborasi untuk memajukan literasi.
Ia juga terlibat dalam kegiatan AKMI 2024 dari Kementerian Agama, mendampingi madrasah di Sumatera Utara dalam pengukuran kemampuan literasi siswa. Selain itu, Rosalina menjadi narasumber di seminar yang diadakan Duta Media Press, Yogyakarta, yang membahas penerapan teknologi dalam peningkatan kualitas hidup.
Perjalanan Rosalina dalam menggerakkan literasi tidaklah mudah. Minimnya fasilitas, dana pendidikan, dan kesadaran masyarakat menjadi hambatan besar. Namun, ia berhasil meyakinkan banyak pihak bahwa literasi adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang kritis dan kreatif.
“Gerakan literasi bukan hanya tugas satu orang, tetapi tugas kita semua. Kita harus saling mendukung agar anak-anak Indonesia memiliki masa depan yang lebih cerah,” ujar Rosalina penuh harap.
Dedikasi Rosalina Bancin dalam memajukan literasi menjadi inspirasi bagi semua. Dari langkah kecil di Labuhanbatu Utara, ia telah membuktikan bahwa literasi mampu membuka peluang, menciptakan kreativitas, dan membangun masa depan yang lebih baik.(yanS)